Minggu, 30 September 2012

Kalimat Efektif

Tugas 1: Kalimat Efektif

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia 1#

Kelompok: 8

Disusun oleh:

Feby Alifan Aristama (12110709)
Moh. Windu Aji (14110459)
Muhammad Ashary (14110644)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan makalah ini dan tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada sumber – sumber yang telah membantu kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Makalah ini sendiri disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia . Tujuan lain dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas khususnya tentang kalimat efektif.


Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima kasih kepada sumber – sumber yang telah membantu pembuatan makalah ini . Semoga makalah kami ini bermanfaat khususnya untuk kami sendiri dan untuk orang banyak , amin.

Pendahuluan

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.


Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.

Pembahasan

Pengertian Kalimat Efektif:

Kalimat efektif adalah suatu kalimat yang merupakan isi dari suatu gagasan pembicara atau penulis yang secara jelas dan disampaikan dalam untuk menunjukan suatu tujuan dari penulis atau pembaca. Dan agar kalimat menjadi efektif harus menggunakan unsur – unsur yang lengkap.

Ciri - Ciri Kalimat Efektif:


Ø  Dapat menjelaskan gagasan dari penulis / pembicara baik secara lisan maupun tulisan.
Ø  Dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca.
Ø  Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Ø  Biasanya mempunyai suatu imbuhan yang sama. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Contoh : Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Ø  Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. seharusnya menjadi Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Ø  Kalimat efektif harus deberikan penekanan pada kata-kata tertentu. Caranya bisa dengan mengubah posisi kalimat, menggunakan penekanan dengan imbuhan -lah, -pun, dan -kah. juga dapat dengan menggunakan konjungsi pertentangan ataupun juga dengan menggunakan kata ulang.
Ø  Dan terakhir yang harus diperhatikan adalah kelogisan dari suatu kalimat. Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan.kalimat tersebut harus diubah menjadi Ibu penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

Contoh Kalimat Efektif


Berikut ini beberapa contoh kalimat dari yang tidak efektif menjadi kalimat efektif diantaranya :

kalimat tidak efektif : Sungguh sangat benar-benar malang nasib anak itu.

kalimat efektif : Sungguh sangat malang nasib anak itu.


kalimat tidak efektif : Kemarin banyak para karyawan yang melakukan demonstrasi.
kalimat efektif : Kemarin banyak karyawan yang melakukan demonstrasi.

kalimat tidak efektif : Kedua kapten dari masing-masing tim saling bertatap-tatapan.
kalimat efektif : Kedua kapten dari masing-masing tim saling bertatapan.

kalimat tidak efektif : Semua orang tau bahwa makhluk hidup pasti mati.
kalimat efektif : Semua orang tahu bahwa makhluk hidup pasti mati.

kalimat tidak efektif : Motor yang diparkir yang di ujung itu miliknya.
kalimat efektif : Motor yang di parkir di ujung itu miliknya.

kalimat tidak efektif : Banyak juga yang mengira kalau dia itu seorang konglomerat.
kalimat efektif : Banyak juga yang mengira bahwa dia seorang konglomerat.

kalimat tidak efektif : Dia berhasil terhindar daripada kecelakaan itu.
kalimat efektif : Dia berhasil terhindar dari kecelakaan itu.

kalimat tidak efektif : Mereka mengumpulkan tugas itu di dosennya.
kalimat efektif : Mereka mengumpulkan tugas itu kepada dosennya.

kalimat tidak efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para staf-stafnya.
kalimat efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para stafnya.

kalimat tidak efektif : Mendingan bermain bola daripada tidur-tiduran.
kalimat efektif : Sebaiknya bermain bola daripada tidur-tiduran.

Syarat-syarat Kalimat Efektif



A.   Kesepadanan

   Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
     
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri seperti di bawah ini:

Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

B.   Keparalelan


   Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.



Contoh:
A. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
B. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat A tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu:
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat B tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C.   Ketegasan

   Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.Penekanannya Harapan presiden.Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.Seharusnya:Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:Saudaralah yang bertanggung jawab.


D.   Kehematan

   Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

Perhatikan:Ia memakai baju warna merah.Di mana engkau menangkap burung pipit itu?Kata merah sudah mencakupi kata warna.Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadia. Ia memakai baju merah.b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.

Dia hanya membawa badannya saja.Sejak dari pagi dia bermenung.Kata naik bersinonim dengan ke atas.Kata turun bersinonim dengan ke bawah.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadiDia hanya membawa badannya.Sejak pagi dia bermenung.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Misalnya:Bentuk tidak baku bentuk baku :Para tamu-tamu para tamu.Beberapa orang-orang beberapa orang.

E.   Kecermatan

   Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan.

Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.






F. Kepaduan

   Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.


2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G.   Kelogisan

   Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Ketidakefektifan Kalimat

Ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi:
(1) ketidaklengkapan unsur kalimat, 
(2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, 
(3) kalimat mengandung makna ganda, 
(4) kalimat bermakna tidak logis, 
(5) kalimat mengandung gejala pleonasme, dan 
(6) kalimat dengan struktur rancu.

1. Ketidaklengkapan Unsur Kalimat

   Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa kalimat efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit. Untuk itu, kalimat efektif sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika salah satu unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu saja kalimat ini tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan keterangan, tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

(1) Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
(2) Masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
(3) Untuk membuat sebuah penelitian harus menguasai metodologi penelitian.
(4) Bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu.
(5) Dalam rapat pengurus kemarin sudah memutuskan.
(6) Sehingga masalah itu dapat diatasi dengan baik.

Kalau kita perhatikan kalimat di atas terlihat bahwa kalimat (1) tidak memiliki subjek karena didahului oleh kata depan dalam; kalimat (2) dan (4) tidak memiliki predikat hanya memiliki subjek saja; kalimat (3) tidak memiliki subjek; kalimat (5) tidak memiliki subjek dan objek; kalimat (6) tidak memiliki subjek dan predikat karena hanya terdiri atas keterangan yang merupakan anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan.

Agar kalimat-kalimat di atas menjadi lengkap, kita harus menghilangkan bagian-bagian yang berlebih dan menambah bagian-bagian yang kurang sebagaimana terlihat pada contoh berikut  ini:

1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.    Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.2. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis dan makna konotasi teka-teki dalam bahasa Minangkabau.
3. Untuk membuat sebuah penelitian kita harus menguasai metodologi penelitian.4. Bahasa Indonesia berasal dari Melayu.5. Dalam rapat pengurus kemarin kita sudah memutuskan program baru.6. Kita harus berusaha keras sehingga masalah itu dapat diatasi dengan baik.


2. Kalimat Dipengaruhi Bahasa Inggris

   Dalam karangan ilmiah sering dijumpai pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai penghubung. Menurut Ramlan (1994:35-37) penggunaan bentuk-bentuk tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. 

   Bentuk di mana sejajar dengan penggunaan where, dalam mana dan di dalam mana sejajar dengan pemakaian in which, dan yang mana sejajar dengan which. Dikatakan dipengaruhi oleh bahasa Inggris karena dalam bahasa Inggris bentuk-bentuk itu lazim digunakan sebagai penghubung sebagaimana terlihat pada contoh berikut.

(7) The house where he live very large.(8) Karmila opened the album in which he had kept her new photogragraph.(9) If I have no class, I stay at the small building from where the sound of gamelan can be heard smoothly(10) The tourism sector which is the economical back bone of country must always be intensified.Pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sering ditemui dalam tulisan seperti yang terlihat pada data berikut.(11) Kantor di mana dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.(12) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu di mana waktu itu bangsa Indonesia telah berikrar.(13) Rumah yang di depan mana terdapat kios kecil kemarin terbakar.(14) Sektor pariwisata yang mana merupakan tulang punggung perekonomian negaraharus senantiasa ditingkatkan.(15) Mereka tinggal jauh dari kota dari mana lingkungannya masih asri.

Bentuk-bentuk di mana, di depan mana, dari mana, yang mana, dan dari mana dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menandai kalimat tanya. Bentuk di mana dan dari mana dipakai untuk menyatakan ‘tempat’, yaitu ‘tempat berada’ dan ‘tempat asal’, sedangkan yang mana untuk menyatakan pilihan. Jadi, kalimat (11-15) di atas seharusnya diubah menjadi :

(11a) Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.(12a) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu yang waktu itu bangsa Indonesiatelah berikrar.(13a) Rumah yang di depan kios kecil kemarin terbakar.(14a) Sektor pariwisata yang merupakan tulang punggung perekonomian negara harussenantiasa ditingkatkan.(15a) Mereka tinggal jauh dari kota yang lingkungannya masih asri.


3. Kalimat Mengandung Makna Ganda

Agar kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat itu harus dibuat selengkap mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan data berikut :(16) Dari keterangan masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.(17) Lukisan Basuki Abdullah sangat terkenal.

Pada kalimat (16) di atas terdapat dua kemungkinan hal yang belum pernah diteliti yaitu masyarakat di daerah itu atau daerahnya. Agar konsep yang diungkapkan kalimat itu jelas, tanda koma harus digunakan sesuai dengan konsep yang dimaksudkan. Kalimat (16) tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

(16a) Dari keterangan (yang diperoleh), masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.(16b) Dari keterangan masyarakat, daerah itu belum pernah diteliti.

Pada kalimat (17) terdapat tiga kemungkinan ide yang dikemukakan, yaitu yang sangat terkenal adalah lukisan karya Basuki Abdullah atau lukisan diri Basuki Abdullah atau lukisan milik Basuki Abdullah seperti yang terlihat data-data (17a), (17b), dan (17c) berikut :

(17a) Lukisan karya Basuki Abdullah sangat terkenal.
(17b) Lukisan diri Basuki Abdullah sangat terkenal.
(17c) Lukisan milik Basuki Abdullah sangat terkenal.


Pemakaian tanda hubung juga dapat digunakan untuk memperjelas ide-ide yang diungkapkan pada frase pemilikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan berikut.

(18) Ani baru saja membeli buku sejarah baru.


Kalimat (18) di atas mengandung ketaksaan yaitu yang baru itu buku sejarahnyakah atau sejarahnya yang baru. Untuk menghindari ketaksaan makna, digunakan tanda hubung agar konsep yang diungkapkan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan. Kalimat (18a) yang baru adalah buku sejarahnya, sedangkan kalimat (18b) yang baru adalah sejarahnya.


(18a) AAni baru saja membeli buku-sejarah baru.
(18b) Ani baru saja membeli buku sejarah-baru.



4. Kalimat Bermakna Tidak Logis

Kalimat efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis. Kalimat(19) berikut tergolong kalimat yang tidak logis.(19) Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah selesailah makalah ini.


Kalau kita perhatikan secara sepintas kalimat (19) di atas tampaknya tidak salah. Akan tetapi, apabila diperhatikan lebih seksama ternyata tidak masuk akal. Seseorang untuk menyelesaikan sebuah makalah harus bekerja dulu dan tidak mungkin makalah itu akan dapat selesai hanya dengan membaca alhamdulillah. Jadi, supaya kalimat itu dapat diterima, kalimat itu dapat diubah menjadi:


(20a) Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Mahakuasa karena dengan izin-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan.



5. Kalimat Mengandung Pleonasme

   Kalimat pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis atau mubazir karena adaterdapat kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Menurut Badudu (1983:29) timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh (1) dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan, (2) dalam suatu ungkapan yang terdiri atas dua patah kata, kata kedua sebenarnya tidak diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam kata yang pertama, dan (3) bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata kata lain yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu.


Contoh-contoh pemakaian bentuk mubazir dapat dilihat berikut ini :(20) Firmarina meneliti tentang teka-teki bahasa Minangkabau.(21) Banyak pemikiran-pemikiran yang dilontarkan dalam pertemuan tersebut.(22) Pembangunan daripada waduk itu menjadi sisa-sia pada musim kemarau panjang ini.(23) Air sumur yang digunakan penduduk tidak sehat untuk digunakan.(24) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, maka gejala penyimpangan perilaku itudapat disimpulkan.


Pada kalimat (20) kata tentang (preposisi lainnya) yang terletak antara predikat dan objek tidak boleh digunakan karena objek harus berada langsung di belakang predikat. Pada kalimat (21) kata pemikiran tidak perlu diulang karena bentuk jamak sudah dinyatakan dengan menggunakan kata banyak. Atau dengan kata lain, kata banyak dapat juga dihilangkan. Pada kalimat (22) kata daripada tidak perlu digunakan karena antara unsur-unsur frase pemilikan tidak diperlukan preposisi. Pada kalimat (23) terdapat pengulangan keterangan ‘yang digunakan’. Pengulangan ini tidak perlu. Pada kalimat (24) terdapat dua buah konjungsi yaitu jika dan maka.Dengan adanya dua konjungsi ini, tidak diketahui unsur mana sebagai induk kalimat dan unsur mana sebagai anak kalimat.

Dengan demikian kedua unsur itu merupakan anak kalimat.Jadi, kalimat (24) tidak mempunyai induk kalimat. Kalau begitu, satu konjungsi harus dihilangkan supaya satu dari dua unsur itu menjadi induk kalimat. Jadi, kalimat-kalimat (20-24) dapat diubah menjadi kalimat efektif sebagaimana terlihat pada data berikut :


(20a) Firmarina meneliti teka-teki bahasa Minangkabau.(21a) Banyak pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan tersebut.(21b) Pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan tersebut.(22a) Pembangunan waduk itu menjadi sisa-sia pada musim kemarau panjang ini.(23a) Air sungai yang digunakan penduduk tidak sehat.(24a) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, gejala penyimpangan perilakuitu dapat disimpulkan.


Berikut ini akan dicontohkan kalimat pleonasme yang terdiri atas dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang hampir sama :


(25) Kita harus bekerja keras agar supaya tugas ini dapat berhasil.Kalimat (25) akan efektif jika diubah menjadi:


(25a) Kita harus bekerja keras supaya tugas ini dapat berhasil.(25b) Kita harus bekerja keras agar tugas ini dapat berhasil.



6. Kalimat dengan Struktur Rancu

   Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu (1983:21) timbulnya kalimat rancu disebabkan oleh (1) pemakai bahasa tidak mengusai benar struktur bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar, (2) Pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak dapat merasakan kesalahan bahasa yang dibuatnya, (3) dapat juga kesalahan itu terjadi tidak dengan sengaja. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut :


(26) Dalam masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.(27) Mahasiswa dilarang tidak boleh memakai sandal kuliah.(28) Dia selalu mengenyampingkan masalah itu.


Kalimat (26) di atas disebut kalimat rancu karena kalimat tersebut tidak mempunyai subjek. Kalimat (26) tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat aktif (26a) dan kalimat pasif (26b). Sementara itu, kalimat (27) terjadi kerancuan karena pemakaian kata dilarang dan tidak boleh disatukan pemakaiannya. Kedua kata tersebut sama maknanya. Jadi, kalimat (27) dapat diperbaiki menjadi kalimat (27a) dan (27b). Pada kalimat (28) kerancuan terjadi pada pembentukan kata dan kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat (28a).


(26a) Masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.(26b) Dalam masyarakat Minangkabau dikenal sistem matriakat.(27a) Mahasiswa dilarang memakai sandal kuliah.(27b) Mahasiswa tidak boleh memakai sandal kuliah.(28a) Dia selalu mengesampingkan masalah itu.


Di samping itu, juga terdapat bentukan kalimat yang tidak tersusun secara sejajar. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :


(29) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum menyetujui.Ketidaksejajaran bentuk pada kalimat di atas disebabkan oleh penggunaan bentuk kata kerja pasif diusulkan yang dikontraskan dengan bentuk aktif menyetujui. Agar menjadi sejajar, bentuk pertama menggunakan bentuk pasif, hendaknya bagian kedua pun menggunakan bentuk pasif. Sebaliknya, jika yang pertama aktif, bagian kedua pun aktif.


Dengan demikian, kalimat tersebut akan memiliki kesejajaran jika bentuk kata kerja diseragamkan menjadi seperti di bawah ini.

(29a)Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi belum disetujui pimpinan.(29b)Kami sudah lama mengusulkan program ini, tetapi pimpinan belum menyetujuinya.








Kesimpulan

   Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Akan tetapi, membuat kalimat efektif tidaklah gampang karena memerlukan keterampilan tersendiri dan tentunya syarat-syarat sehingga dapat menjadi kalimat yang efektif. Kalimat efektif sendiri memiliki beberapa ciri-ciri . 
  Kesalahan yang banyak ditemukan dapat dikelompokkan sebagai berikut, yaitu (1) ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3) kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.

Daftar Pustaka


http://girlycious09.wordpress.com/2010/10/17/kalimat-efektif-dalam-bahasa-indonesia/

http://nadiachya.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-kalimat.html

http://wrongaway.blogspot.com/2009/11/contoh-kalimat-tidak-efektif-dan.html

http://bahasakubahasamu.wordpress.com/2012/01/30/kalimat-efektif/






Rabu, 26 September 2012

Pemanfaatan Grafik Komputer dan Pengolahan Citra Dalam Kehidupan Sehari-hari

  Di post kali ini saya akan membahas pemanfaatan atau penggunaan Grafik Komputer dan Pengolahan Citra di kehidupan kita sehari-hari. Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan Grafik Komputer (Grafkom) dan Pengolahan Citra?

  Grafik komputer adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan dan penyimpanan suatu model atau citra (gambar). Model disini berasal dari beberapa bidang seperti, fisik, matematik, artistik dan bahkan struktur abstrak. Dalam hal ini yang umum adalah pembuatan garis.

  Sedangkan Pengolahan Citra adalah ilmu yang mempelajari tentang manipulasi dan penyimpanan suatu citra (gambar).

Apa saja contoh penerapan ilmu tersebut di dalam kehidupan kita?

1. Bidang Multimedia dan Hiburan.

    Pada bidang multimedia penggunaan software seperti Photoshop dan Corel Draw merupakan bentuk dari pengolahan gambar yang memanfaatkan grafik komputer. Sedangkan pada bidang hiburan, pemanfaatannya pada pembuatan film animasi agar terlihat menarik dan mendekati nyata.

2. Bidang Pendidikan.

    Pada bidang pendidikan biasanya diterapkan pada konsep presentasi. Dalam hal ini siswa menggunakan Power Point atau software lainnya untuk menunjang dan mempermudah audience dalam memahami bahasan yang mereka presentasikan.

3. Bidang Kedokteran.

    Pada bidang kedokteran Grafik Komputer umumnya digunakan dalam foto Rontgen. Penggunaan Grafkom pada bidang kedokteran ini sangat membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit si pasien, juga meminimalisir salah diagnosa.

4. Bidang Visual dan Tata Bangun.

    Grafkom dan Pengolahan Citra di bidang ini digunakan untuk pemotretan via satelit atau GPS. Contohnya penggunaan Google Maps. Bisa juga digunakan dalam pemotretan menggunakan kamera digital. Sedangkan di bidang rancangan tata bangun, para arsitek banyak menggunakan software-software dengan basis grafik komputer yang membantu pekerjaan mereka dalam merancang suatu bangunan.